Translate

Written By Solihin, MCH. on Tuesday, July 31, 2012 | 7/31/2012

Solihin, Setelah lulus dari ibtidaiyah tahun tahun 2003 bertekad ingin sekali melanjutkan pendidikan menengah saya ada pepatah menyatakan dahulu wajib belajar 6 tahun sekarang 9 tahun dalam benak pikiranku dulu 6 tahun SD atau MI itu yang wajib tapi sekarang 9 tahun yang wajib jadi kalau sekarang tidak meneruskan pendidikan kepada menengah pertama sama halnya tidak tamat SD dikarnakan tahun sekarang tamatan SMP/MTs sama halnya dengan tamatan SD, jadi sangat tidak logis untuk kelangsungan hidup atau bahkan untuk mengejar ilmu hanya bangku sekolah ibtidaiyah saja, maka dari itu saya ingin sekali masuk menengah pertama, pertamanya ingin masuk MTs Assalam Plered lewat jalur beasiswa tetapi kendala orang tua yang tida ada ijin maka dari itu saya masuk Madrasah Tsanawiyah Negeri Plered yang jaraknya jauh sekali, lagi2 kata orang tua boleh sekolah asalkan perihatin dan mau berjalan kaki, setiap hari berjalan kaki melewati sawah tanpa henti selama tiga tahun terus menerus, kadang naik sepeda butut yang dikasih kakek waktu itu, perjuangan tidak sampai disini setiap hari dikarnakan jalan kaki seringkali orang tua tidak memberi bekal jajan pada saya dan itu yang mendorong saya untuk puasa setiap hari senin kamis, malah kata bapak tambah saja puasanya sama sama hari sabtu dan hari minggu, hari sabtu itu puasa kelahirannku itung2 ulang tahu n supaya semangat dalam belajar dikarnakan setiaporang ulang tahun pasti semangat hidupnya, dan tambah puasa setiap hari minggu itung2 puasa ibu yang sudah meninggal dengan demikian supaya berkah dalam mencari ilmu, jadi di akumulatifkan puas adalam seminggu itu 4 hari, maka pada waktu MTs badan ini kecil,,yang binggungnya kalu tidak dikasih uang sama bapak kalau ada tugas dari sekolah baik berupa fotokopian, seringkali meminjam uang dari teman untung banyak teman yang baik dan banyak kenalan, pada masa MTs selain harus perihatin harus juga ikut banyak organisasi ekstra supaya tambah wawasan dan pengalaman di waktu tua, pada waktu itu hampir semua organisasi saya borong diantaranya Pramuka, PMR, Paskibra, BKC, sampai2 hari minggu pun sekolah karna ada kegiatan ekstra yang paling sedih waktu besoknya Lebaran sore harinya masih ikut kegiatan di sekolah,, dan alhamdulillah ada berkahnya ikut kegiatan tidak sia2 bisa diamalakan pada waktu sekarang, maka ada papatah menyatakan 'Berpikirlah di waktu pagi, bekerjalah di waktu siang, makanlah di waktu sore dan tidurlah di waktu malam” kurang lebih artinya seperti ini
Bahwa di waktu Pagi (saat masih anak-anak/ remaja), kita harus berpikir. Kita harus banyak belajar dan menempa diri menjadi insan berkualitas. Tidak cuma ilmu agama, tapi juga keahlian-keahlian teknis tertentu yang kelak menghantarkan kita pada maqam muslim seutuhnya.
Bahwa di waktu siang (saat dewasa), kita harus bekerja. Dalam artian, kita harus menunjukkan kinerja terbaik kita sebagai makhluk dengan jalan beramal salih. Bahkan sebisa mungkin hingga “membanting tulang”, mengharap ridlo Allah.

Bahwa di waktu sore (saat sudah renta/ tua), kita harus makan. Maksudnya pada fase ini seyogynya kita sudah dapat menikmati lezatnya beribadah sekaligus memperbanyak bekal menuju pertemuan agung bersama Sang Khalik. Beramal salih benar-benar terasa nikmatnya, tanpa beban.
Bahwa di waktu malam (saat ajal menjemput), kita harus tidur. Ya benar, jika maut menghampiri, kita memang wajib tidur. Mau tidak mau, ya harus mau. Namun sepantasnya seorang musim tidur dalam keadaan kenyang atas berjuta amal salih sehingga fase ini terasa sangat nyaman. Dan akhirnya kita lelap dalam perjamuan agung di kampung akhirat.
itulah yang menjadi inspiratif saya waktu MTs. masa Mts tiga tahun masuk tahun 2003 dan keluar tahun 2006.
Selamat datang di Official Website Solihin, untuk kritik dan saran disampaikan melalui email : solihinkmd@gmail.com, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga bermanfaat untuk semua...!!!